Minyak Dunia Meroket! Harga Brent Sentuh US$75, WTI Tembus US$73

devisella116@gmail.com

0 Comment

Link

KONTAN.CO.ID. Harga minyak global kembali menunjukkan penguatan signifikan pada perdagangan Selasa (17/6), didorong oleh ketegangan geopolitik yang memanas antara Iran dan Israel. Situasi ini meningkatkan risiko di kawasan Timur Tengah, memicu kekhawatiran pasar meskipun belum ada gangguan besar terhadap pasokan energi.

Melansir Reuters, harga minyak mentah acuan Brent melonjak US$2,11 atau 2,88%, mencapai level US$75,35 per barel. Senada, minyak West Texas Intermediate (WTI) juga menguat US$1,43 atau 1,99% menjadi US$73,20 per barel pada pukul 10:44 waktu AS (CDT). Kedua kontrak sempat melonjak lebih dari 3% di sesi pembukaan, menunjukkan volatilitas pasar yang tinggi sebelum kemudian terkoreksi dan kembali menanjak.

Minyak dan Gas Belum Terganggu, Tapi Risiko Nyata

Meskipun arus pasokan minyak utama belum terganggu secara signifikan, insiden-insiden di kawasan tersebut mulai memicu kekhawatiran. Iran dilaporkan telah menangguhkan sebagian produksi gas di ladang South Pars, yang berbatasan dengan Qatar, setelah serangan udara Israel memicu kebakaran pada Sabtu lalu. Tak berhenti di situ, Israel juga menghantam depot minyak Shahran di Iran, menambah daftar eskalasi yang meresahkan.

Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group, menyoroti potensi jangka panjang konflik ini. “Ini bukan konflik satu kali, tapi bisa berlarut seperti Rusia-Ukraina,” ujarnya. Pandangan ini diperkuat oleh insiden tabrakan dua tanker minyak di dekat Selat Hormuz serta meningkatnya gangguan elektronik navigasi, yang semakin menggarisbawahi pentingnya jalur pengiriman minyak strategis tersebut bagi stabilitas pasokan global.

Pasokan Tetap Cukup, Permintaan Global Direvisi Turun

Namun demikian, di tengah bayang-bayang potensi gangguan pasokan, pasar minyak juga masih dihantui oleh kekhawatiran melemahnya permintaan. Dalam laporan bulanan terbarunya, International Energy Agency (IEA) merevisi turun proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global sebesar 20.000 barel per hari (bph). Di sisi lain, IEA justru menaikkan proyeksi pasokan global sebesar 200.000 bph, mencapai total 1,8 juta bph, menandakan pasokan yang relatif mencukupi.

Analis Saxo Bank, Ole Hansen, menambahkan perspektif bahwa meskipun kekhawatiran penutupan Selat Hormuz mencuat, kemungkinan tersebut dinilai sangat kecil. “Iran tak ingin kehilangan pendapatan, sementara AS pun menginginkan harga minyak dan inflasi tetap rendah,” kata Hansen, menggarisbawahi kepentingan bersama untuk menjaga stabilitas jalur vital tersebut.

Pasar Menanti Arah Suku Bunga AS

Di luar dinamika geopolitik, pelaku pasar juga memusatkan perhatian pada keputusan suku bunga dari bank sentral utama, khususnya hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Amerika Serikat yang dijadwalkan berlangsung hari ini. Tamas Varga, analis dari PVM Associates, menekankan bahwa arah kebijakan moneter AS akan menjadi penentu penting pergerakan harga minyak dalam jangka pendek. Hal ini terutama berkaitan dengan prospek konsumsi energi di Amerika Serikat, sebagai negara dengan ekonomi terbesar di dunia.

Tags:

Share:

Related Post

Tinggalkan komentar