BATA: Tekanan Kinerja Picu Pengunduran Diri Presiden Komisaris?

devisella116@gmail.com

0 Comment

Link

businesscarddiscounts.com – , Jakarta – PT Sepatu Bata Tbk (BATA) kembali menjadi sorotan setelah mengumumkan pengunduran diri Rajeev Gopalakrishnan dari posisinya sebagai Presiden Komisaris perseroan. Keputusan ini, yang berlaku efektif sejak pernyataan mundur pada 25 Juni 2025, menambah daftar perubahan signifikan di jajaran manajemen puncak perusahaan sepatu legendaris tersebut.

Direktur BATA, Hatta Tutuko, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, menjelaskan bahwa permohonan pengunduran diri tersebut akan secara resmi diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) mendatang. Langkah ini mengikuti jejak mantan Presiden Direktur BATA, Anirban Asit Kumar Ghosh, yang juga telah mengajukan pengunduran diri pada 27 Mei 2025 atau sekitar sebulan sebelumnya, dan keputusannya pun akan ditetapkan dalam RUPS yang sama.

Perubahan pucuk pimpinan ini datang di tengah gejolak kinerja keuangan BATA yang menantang. Meskipun laporan keuangan auditan tahunan untuk periode yang berakhir 31 Desember 2024 belum dirilis, kondisi perusahaan dapat tercermin dari laporan keuangan konsolidasian interim per 30 September 2024. Data ini memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai tantangan yang dihadapi PT Sepatu Bata Tbk.

Pada Oktober 2024, perusahaan telah mengambil langkah drastis dengan melakukan penjualan sejumlah aset signifikan. Sekretaris Perusahaan Sepatu Bata, Hatta Tutuko, mengungkapkan bahwa aset perseroan mengalami penurunan tajam sebesar 21,7 persen. Jika pada 31 Desember 2023 aset tercatat Rp 585 miliar, kini menyusut menjadi Rp 458 miliar. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh penjualan aset tetap berupa gedung kantor, serta dampak penutupan toko yang merugi yang mengurangi hak guna sewa.

Selain itu, BATA juga menghadapi penurunan persediaan yang signifikan, diakibatkan oleh upaya penjualan dengan promosi besar-besaran untuk barang-barang yang tidak laku. Secara keseluruhan, perusahaan tercatat memiliki total liabilitas senilai Rp 456 miliar, dengan utang usaha jangka pendek mencapai Rp 212 miliar. Kondisi ini diperparah dengan rugi periode berjalan yang mencapai Rp 129 miliar hingga September 2024, menunjukkan beban finansial yang cukup berat.

Manajemen PT Sepatu Bata Tbk sebelumnya telah mengakui bahwa selama empat tahun terakhir, mereka berjuang keras mengatasi berbagai tantangan di industri, termasuk kerugian yang terus menerus. Dampak buruk pandemi COVID-19 dan perubahan cepat dalam perilaku konsumen menjadi faktor utama yang memukul operasional dan penjualan. Kondisi ini, yang juga ditandai dengan penurunan produksi di pabrik, masih terus berlanjut hingga saat ini, memberikan gambaran yang suram terhadap prospek jangka pendek perusahaan.

Pilihan Editor: Untung-Rugi Ekspor Listrik ke Singapura

Tags:

Share:

Related Post

Tinggalkan komentar