Bayang-Bayang Israel: Kisah Hidup Warga Teheran di Bawah Ancaman

devisella116@gmail.com

0 Comment

Link

Penulis: Kasra Naji/BBC Indonesia

Suara tegang dan penuh kecemasan terdengar jelas dari pesan WhatsApp seorang jurnalis BBC yang tinggal di Teheran. Koneksi yang putus-putus hanya memperkuat keprihatinan yang disampaikannya: “Apa yang akan terjadi? Apa yang harus kami lakukan?”

Kecemasan itu semakin membesar setelah pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menyerukan warga Teheran untuk mengungsi. “Apa dia serius?” tanya sang jurnalis, mencerminkan keraguan dan kepanikan yang dirasakan banyak penduduk kota.

Sejak Kamis malam (12/6/2025), serangan udara Israel membombardir Teheran secara berulang. Pesawat-pesawat tempur Israel menghantam ibu kota Iran, dibalas tembakan antipesawat yang sebagian besar tidak efektif. Dari apartemennya di lantai atas sebuah gedung tinggi, sang jurnalis menyaksikan langsung peristiwa menegangkan ini.

Militer Israel memerintahkan evakuasi di distrik tempat tinggalnya, namun ia memilih untuk tetap bertahan. Ia menjelaskan bahwa sejauh yang diketahuinya, tidak ada target militer di dekat apartemennya. Namun, kekhawatiran tetap ada, terutama terhadap sebuah unit komersial di dekatnya yang diduga dimiliki Korps Garda Revolusi Iran dan berpotensi menjadi target serangan. Identitas dan aktivitas perusahaan tersebut masih menjadi misteri, mencerminkan kerahasiaan operasi Korps Garda Revolusi Iran.

Kehidupan di Teheran berubah drastis. Meskipun listrik dan air masih tersedia di sebagian besar kota, pasokan makanan mulai menipis. Banyak toko, termasuk toko roti – sebagian karena kekurangan tepung, sebagian lainnya karena pemiliknya mengungsi – telah tutup. Situasi ini memaksa banyak warga untuk meninggalkan kota, ratusan ribu bahkan jutaan orang mengungsi.

Sang jurnalis memilih untuk tetap tinggal, mungkin karena ia tidak memiliki tempat tujuan lain. Jalanan Teheran, yang biasanya ramai, kini sunyi senyap. Kemacetan di jalan keluar kota yang tadinya parah mulai mereda, menunjukkan jumlah pengungsi yang signifikan. Mereka yang bertahan di rumah hanya berani keluar jika sangat diperlukan, takut akan serangan berikutnya.

Kekhawatiran lain muncul dari potensi kontaminasi radioaktif di sekitar fasilitas nuklir Iran, yang menjadi target berulang serangan Israel. Walaupun Badan pengawas nuklir internasional sejauh ini menyatakan tingkat radioaktivitas di luar dua lokasi yang diserang pada Jumat (13/6/2025) tidak berubah, ancaman ini tetap membayangi penduduk.

Ketidakpastian masa depan menghantui warga Teheran. Pertanyaan “ke mana semua ini akan mengarah?” dan “berapa lama serangan ini akan berlangsung?” menguap di udara. Dalam situasi ini, saluran televisi berbahasa Persia di luar negeri, terutama BBC Persia, menjadi sumber informasi utama. Lalu lintas situs BBC Persia dari dalam Iran meningkat drastis, meskipun koneksi internet sangat lambat.

Seruan Trump agar Iran menyerah dibalas dengan penolakan tegas dari Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Konflik ini terus berlanjut, meninggalkan warga Teheran dalam kepungan rasa takut, ketidakpastian, dan kegelisahan yang mendalam.

Artikel ini pernah tayang di BBC Indonesia dengan judul Kehidupan di Teheran saat jet-jet Israel terbang di atas kepala.

Share:

Related Post

Tinggalkan komentar