ChatGPT vs Gemini: Duel Foto AI, Siapa Juaranya?

devisella116@gmail.com

0 Comment

Link

businesscarddiscounts.com – Dunia maya belakangan ini dihebohkan oleh maraknya gambar hasil kreasi teknologi kecerdasan buatan (AI) yang diciptakan melalui tools text-to-image. Berbagai gambar AI realistis ini dengan cepat menyebar luas di berbagai platform media sosial populer seperti Instagram, Facebook, dan X (sebelumnya Twitter), memukau banyak warganet.

Di antara berbagai tool generator gambar AI yang tersedia, dua yang paling banyak digunakan oleh masyarakat adalah ChatGPT, chatbot AI besutan OpenAI, dan Google Gemini. Kemampuan kedua alat ini dalam menghasilkan gambar AI yang tampak begitu nyata telah menjadi perbincangan hangat.

Banyak dari hasil ciptaan warganet menunjukkan tingkat realisme yang mencengangkan. Detail seperti ekspresi wajah, warna kulit, pori-pori, kerutan, dan elemen lainnya nyaris tak bisa dibedakan dari foto asli yang diambil menggunakan kamera ponsel atau kamera digital. Beberapa bahkan memiliki “aura AI” yang sangat minim, semakin mendekati kemiripan dengan foto orisinal.

Baca juga: Viral di Medsos, Gambar AI Realistis yang Dibuat dengan Gemini, Ini Caranya

Untuk membuktikan seberapa realistis hasil foto yang mampu diciptakan oleh chatbot AI, KompasTekno telah melakukan uji coba mendalam terhadap dua generator gambar AI terpopuler ini, yaitu ChatGPT dan Gemini. Lantas, bagaimana perbandingan hasilnya? Mari kita simak selengkapnya.

Hasil gambar dari ChatGPT

Berdasarkan uji coba yang dilakukan oleh KompasTekno pada kedua platform, Gemini dan ChatGPT, masing-masing menunjukkan ciri khas dan hasil olahan gambar yang berbeda. Kami mengambil setidaknya lima sampel gambar dari setiap platform untuk perbandingan yang komprehensif.

Dimulai dengan ChatGPT, chatbot milik OpenAI ini mampu menghasilkan gambar AI realistis dengan kontras tinggi dan pencahayaan yang menonjolkan detail wajah karakter, membuatnya sangat mirip dengan wajah manusia asli. ChatGPT juga cerdas dalam menerapkan aturan fotografi, memfokuskan objek di depan agar tampak jernih sementara latar belakang sedikit buram dengan efek bokeh, menambah sentuhan estetika pada gambar.

Perpaduan pencahayaan, warna, komposisi, dan elemen fotografi lainnya tampak harmonis dan saling melengkapi. Tambahan detail seperti bayangan, bercak keringat, atau minyak di area wajah semakin meningkatkan kesan realistis pada hasil gambar.

Baca juga: Fitur Baru ChatGPT: Baca Dokumen di Cloud dan Bikin Rangkuman Rapat

Meskipun demikian, kami menemukan beberapa kekurangan pada hasil ChatGPT. Beberapa di antaranya adalah gaya pose dan senyuman yang masih terasa kaku, penggunaan warna yang cenderung terlalu mencolok dan penuh detail, serta kurangnya kreativitas. Proporsi tubuh dan ukuran beberapa bagian, seperti kepala yang tidak seimbang dengan badan, juga menjadi catatan. Tatapan mata karakter yang menghadap kamera pun terkadang tampak kosong dan tidak hidup.

Ketika KompasTekno mencoba membuat sejumlah gambar lain dengan prompt AI yang sama, ChatGPT hanya mengubah wajah karakter dan sedikit sudut pengambilan gambar. Kami menilai bahwa gambar AI buatan ChatGPT kurang ekspresif dan minim kreativitas. Dari lima sampel yang kami hasilkan, beberapa sudut pengambilan juga tidak terlihat realistis. Jenis gambarnya cenderung seragam, tanpa kreasi baru yang signifikan.

Kami telah mencoba mengakalinya dengan membuka percakapan baru untuk menghindari pengambilan data dari sampel sebelumnya, namun hasilnya tetap serupa, identik, dan tidak banyak kreasi baru yang dihasilkan oleh ChatGPT.

Baca juga: Beda Cara Gen Z dan Milenial Pakai ChatGPT, Bos OpenAI Mengungkap

Hasil gambar dari Gemini

Beralih ke Google Gemini, kami berpendapat bahwa platform ini mampu menghasilkan gambar AI yang lebih ekspresif dan kreatif, sekaligus tetap mempertahankan kualitas realisme yang tinggi. Jika dibandingkan dengan ChatGPT, Gemini memang menghasilkan gambar yang tidak sedetail dan sekontras ChatGPT. Namun, justru dengan mengurangi dua elemen tersebut, hasil gambar AI yang di-generate oleh Gemini tampak lebih nyata dan “manusiawi”.

Untuk foto pertama dan kedua, menurut penilaian KompasTekno, kedua gambar tersebut bisa dikatakan nyaris sama dengan foto asli bidikan dari smartphone. Hasilnya tidak memiliki pencahayaan berlebih layaknya efek flashlight pada hasil ChatGPT sebelumnya. Meski hasilnya cenderung lebih redup, detail gambar dan postur yang dihasilkan tetap menyerupai manusia asli. Penggunaan warnanya pun nyaman dipandang mata, sehingga perpaduan antara objek dan latar foto tampak menyatu harmonis.

Baca juga: Google Ingin AI Gemini Lebih Membumi, Ini Strateginya

Tidak hanya itu, Gemini juga menunjukkan hasil yang jauh lebih kreatif karena mampu menghasilkan lima sampel foto dengan gaya, pose, dan lokasi yang berbeda-beda. Berbeda dengan ChatGPT yang terpaku pada satu posisi dan pose, Gemini dapat menghasilkan berbagai sudut pengambilan seperti medium close-up dan full body, dengan wajah karakter yang lebih bervariasi dan senyuman yang tidak terasa kaku, layaknya manusia sungguhan.

Namun, ada pula kekurangan yang kami temukan pada Gemini. Untuk sampel foto keempat, Gemini menghasilkan gambar yang terlalu berkualitas tinggi dan terlalu halus, sehingga foto tampak seperti direkayasa. Dalam konteks praktis, memotret di konser adalah hal yang menantang karena minimnya cahaya, dan potensi munculnya bintik warna (noise) sangat mungkin terjadi. Penonton hanya mengandalkan pencahayaan panggung atau lampu sorot. Jika hasilnya terlalu jernih, terang, dan bebas dari noise, gambar akan memberikan kesan seperti sudah melalui berbagai proses pengeditan, sehingga tidak lagi terlihat realistis seperti foto asli.

Baca juga: Hasil Foto Konser NCT 127 Taipei dengan Galaxy S25 Ultra dari Jarak 100 Meter

Cara hasilkan gambar AI yang realistis

Untuk menciptakan gambar melalui kata-kata, atau proses text-to-image, diperlukan prompt berbasis teks yang spesifik. Semakin detail prompt yang diberikan, semakin baik pula kualitas dan realisme gambar yang dihasilkan oleh generator gambar AI.

Apabila Anda ingin mencoba membuat gambar AI realistis, Anda dapat menggunakan prompt yang telah kami coba di atas. Perlu diingat, meskipun menggunakan prompt yang sama, kemungkinan besar gambar yang dihasilkan akan berbeda-beda. Anda juga bisa melakukan modifikasi tambahan sesuai dengan selera atau kebutuhan pribadi. Berikut adalah contoh prompt teks-ke-gambar yang dapat langsung Anda salin ke ChatGPT, Google Gemini, atau tools AI lainnya:

  • Buat gambar yang sangat realistis seorang wanita muda Indonesia berusia 20-an, yang memiliki tinggi badan 155 cm dengan bobot sekitar 54 kg. Dia memiliki kulit kuning langsat dan rambut lurus hitam pendek sebahu. Dia sedang menonton konser musik K-pop pada gelanggang yang megah di malam hari. Ia mengenakan crop jacket denim warna biru muda dipadukan dengan kaos putih, serta rok mini hitam, dan sneakers putih. Di tangannya tergenggam lightstick bergemerlap dengan warna yang terus berubah. Wajahnya menunjukkan ekspresi gembira dan kagum, dengan mata berbinar. Di wajahnya, terdapat makeup natural, blush on merah muda di pipi, lip tint merah muda glossy, dan sedikit highlighter di tulang pipi yang memantulkan cahaya lampu. Di pergelangan tangannya tampak memakai jam. Latar belakang memperlihatkan panggung konser besar dengan layar LED raksasa, lampu sorot, asap panggung, dan kerumunan penonton yang mengangkat lightstick dan banner. Beberapa balon dan confetti beterbangan di udara. Suasana penuh warna, energi, dan sorakan antusias yang menggambarkan kemeriahan konser secara hidup. Foto ini diambil dengan kamera HP berukuran 9:16 dan fokus tertuju pada wanita. Sudut pengambilan dari depan full body dengan wajah wanita menghadap lurus ke kamera. Lighting alami dari panggung dan cahaya LED konser menciptakan pantulan dramatis di wajah dan mata, menonjolkan ekspresi kagumnya. Efek cahaya berwarna magenta dan biru dari lampu sorot menciptakan kilauan pada rambutnya dan memperjelas kontur wajahnya. Terdapat sedikit lens flare dari cahaya lampu panggung di sisi atas gambar, memperkuat nuansa konser yang semarak. Fokus dan eksposur disesuaikan untuk menampilkan detail kulit, riasan, dan tekstur pakaian dengan sangat jelas, sekaligus menjaga atmosfer gemerlap konser tetap nyata dan memukau.

Penting untuk selalu menggunakan gambar AI dengan bijak dan bertanggung jawab. Jangan pernah memanfaatkan gambar atau foto hasil generate AI untuk tujuan penipuan, meniru identitas seseorang, menyebarkan fitnah, atau tindakan kriminal lainnya. Setiap foto yang dihasilkan oleh tools AI umumnya akan memiliki watermark atau tanda khusus yang menunjukkan bahwa gambar tersebut merupakan rekaan teknologi kecerdasan buatan.

Baca juga: Cara Bikin Foto AI Main PS Bareng Artis via ChatGPT yang Ramai di Medsos

Selain itu, tidak ada salahnya pula ketika mengunggah foto AI ke media sosial, pengguna memberikan penjelasan atau keterangan bahwa foto atau gambar tersebut merupakan hasil olahan AI, demi transparansi dan menghindari kesalahpahaman. Demikianlah panduan lengkap mengenai cara menciptakan gambar AI realistis menggunakan Gemini dengan mudah. Selamat mencoba!

Share:

Related Post

Tinggalkan komentar