China Selundupkan 4,8 PB Data AI ke Malaysia, Bobol Sanksi AS

devisella116@gmail.com

0 Comment

Link

businesscarddiscounts.com – Dalam upayanya mengatasi pembatasan teknologi dari Amerika Serikat, China kembali menunjukkan kecerdasannya dengan strategi baru. Alih-alih mengimpor langsung chip AI canggih, Negeri Tirai Bambu memanfaatkan negara lain sebagai perantara untuk melatih model kecerdasan buatannya. Strategi ini terungkap melalui laporan Wall Street Journal (WSJ).

Laporan WSJ mengungkap sebuah operasi penyelundupan yang melibatkan empat insinyur AI China pada awal Maret 2025. Keempat insinyur tersebut membawa total 60 hard disk berkapasitas 80 TB masing-masing, berisi data berupa spreadsheet, gambar, dan klip video yang dibutuhkan untuk pelatihan AI. Total kapasitas penyimpanan mencapai 4,8 petabyte (PB), cukup untuk melatih beberapa model AI skala besar.

Teknik penyelundupan yang digunakan cukup cerdik. Dengan membagi hard disk tersebut ke empat insinyur, mereka berhasil melewati pengawasan bea cukai dan imigrasi Malaysia. Setelah sampai di Malaysia, data tersebut diproses di sebuah pusat data yang disewa, yang dilengkapi dengan sekitar 300 server AI Nvidia, menggunakan chip AI kelas atas seperti Nvidia Hopper. Pusat data ini dioperasikan oleh sebuah perusahaan Singapura.

Operasi ini memakan waktu berbulan-bulan persiapan. Para insinyur memilih mengirimkan hard disk karena transfer data secara online membutuhkan waktu yang jauh lebih lama. Meskipun metode ini menyulitkan proses pelatihan AI, hal ini tetap dipilih karena larangan AS yang membatasi akses China terhadap hardware canggih untuk pelatihan AI.

Setelah proses pelatihan selesai, para insinyur kembali ke China membawa ratusan gigabyte data, termasuk parameter model yang akan menentukan output AI. Strategi ini menunjukkan bagaimana China berupaya menghindari larangan ekspor chip AI Amerika Serikat.

Pilihan Malaysia dan Singapura sebagai negara perantara bukan tanpa alasan. Berdasarkan Aturan Akhir Sementara tentang Penyebarluasan Kecerdasan Buatan (Interim Final Rule on Artificial Intelligence Diffusion) yang disahkan Januari 2025, AS membagi negara-negara menjadi tiga tingkatan prioritas ekspor chip AI. Malaysia dan Singapura termasuk dalam tier kedua, yang berarti ada batasan kuota ekspor chip AI, sementara China berada di tier ketiga, yang berarti dilarang mengimpor chip AI dari AS.

Kejadian ini menggambarkan betapa ketat persaingan teknologi antara AS dan China, serta kreativitas yang dilakukan China untuk mengatasi hambatan tersebut. Meskipun metode ini lebih rumit, hal ini menunjukkan tekad kuat China untuk mengembangkan teknologi AI, meskipun menghadapi berbagai pembatasan dari negara lain.

Share:

Related Post

Tinggalkan komentar