Emas Terbang! Harga Sentuh Rekor Tertinggi Imbas Konflik Israel-Iran

devisella116@gmail.com

0 Comment

Link

businesscarddiscounts.com – Harga emas melonjak signifikan pada perdagangan Jumat (13/6), didorong oleh lonjakan permintaan terhadap aset safe haven. Kenaikan drastis ini dipicu oleh eskalasi konflik antara Israel dan Iran yang meningkatkan kekhawatiran investor akan potensi perang di kawasan Timur Tengah.

Menurut laporan Reuters, harga emas spot tercatat naik 1,3% menjadi US$3.428,10 per troi ons pada pukul 13.49 waktu setempat (17.49 GMT). Angka ini hanya selangkah lagi dari rekor tertinggi yang pernah dicapai pada April lalu, yakni US$3.500,05. Dalam sepekan, harga emas global telah menguat sekitar 4%, menunjukkan daya tariknya di tengah ketidakpastian. Sementara itu, emas berjangka AS ditutup naik 1,5% mencapai US$3.452,80 per troi ons, semakin menegaskan tren positif logam mulia ini.

Iran Hujani Israel dengan Rudal, Ketegangan Timur Tengah Memuncak

Eskalasi di Timur Tengah menjadi pendorong utama lonjakan harga emas. “Serangan Israel yang menghantam sasaran strategis Iran menimbulkan kekhawatiran geopolitik di pasar. Harga kemungkinan tetap tinggi menjelang respons Iran,” jelas Daniel Pavilonis, analis senior di RJO Futures. Pernyataan ini menyoroti bagaimana setiap perkembangan konflik langsung memengaruhi sentimen investor terhadap aset aman.

Pada Jumat (13/6), Israel melancarkan serangan udara berskala besar ke berbagai wilayah di Iran. Target serangan meliputi fasilitas nuklir dan pabrik rudal, yang mengakibatkan tewasnya sejumlah komandan militer. Pemerintah Israel menegaskan bahwa operasi ini merupakan bagian dari kampanye berkelanjutan mereka untuk menghalangi Iran dalam mengembangkan senjata nuklir. Menanggapi situasi ini, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa Iran sendirilah yang memprovokasi serangan tersebut karena menolak ultimatum dalam perundingan nuklir terbaru dengan Washington.

Wall Street Ditutup Anjlok Jumat (13/6), Iran Balas Serangan Israel

Didukung Data Inflasi dan Proyeksi Bank Sentral

Selain ketegangan geopolitik yang memanas, harga emas juga mendapat dorongan kuat dari faktor ekonomi makro, terutama laporan inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan. Data inflasi ini semakin memperkuat keyakinan pasar bahwa Federal Reserve (The Fed) berpotensi memangkas suku bunga dalam beberapa bulan mendatang. Lingkungan suku bunga yang lebih rendah sangat kondusif bagi emas, karena mengurangi biaya peluang (opportunity cost) kepemilikan logam mulia ini dibandingkan instrumen investasi lain yang memberikan imbal hasil tetap.

Emas secara historis telah membuktikan diri sebagai aset lindung nilai yang tangguh terhadap ketidakpastian ekonomi dan gejolak global. Dengan kombinasi prospek suku bunga rendah dan ketegangan geopolitik yang terus membayangi, masa depan logam mulia ini dinilai semakin cerah. Institusi keuangan besar pun memperkuat pandangan positif ini: Goldman Sachs kembali menegaskan proyeksinya bahwa harga emas berpotensi mencapai US$3.700 per troi ons pada akhir 2025 dan bahkan menembus US$4.000 pada pertengahan 2026, didukung oleh masifnya pembelian oleh bank sentral global. Bank of America bahkan lebih optimistis, melihat potensi harga emas menyentuh US$4.000 dalam 12 bulan ke depan.

Kemlu Sebut Masih Ada 386 WNI saat Serangan Israel ke Iran

Permintaan Fisik Lesu, Logam Lain Tertekan

Namun demikian, gambaran di pasar fisik menunjukkan sisi lain: permintaan di beberapa negara Asia justru merosot akibat kenaikan harga emas yang terlalu cepat. Di India, misalnya, harga emas domestik telah melampaui level psikologis 100.000 rupee per 10 gram, secara signifikan menekan aktivitas pembelian oleh konsumen.

Kondisi ini sedikit berbeda dengan performa logam mulia lainnya. Perak spot turun tipis 0,3% menjadi US$36,27 per ons troi, meskipun secara mingguan masih mencatat kenaikan 0,9%. Sementara itu, platinum merosot tajam 5,9% ke US$1.219,03 per ons troi, namun tetap berhasil menguat 4,8% dalam sepekan terakhir. Lain halnya dengan palladium yang terkoreksi 1,3% menjadi US$1.041,51 per ons troi, sekaligus mencatat pelemahan mingguan sebesar 1,1%.

Tags:

Share:

Related Post

Tinggalkan komentar