JAKARTA, KOMPAS.com — Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) kembali menjadi sorotan utama di kalangan investor dan pelaku pasar. Minat besar ini muncul setelah beredar kabar mengenai potensi investasi dari Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara yang sedang menjajaki peluang untuk masuk ke entitas hasil merger GOTO dan Grab. Isu strategis ini dinilai sebagai sentimen positif yang kuat, berpotensi memperkokoh prospek saham GOTO di masa depan.
Laporan dari Bloomberg News pada 6 Juni 2025 mengindikasikan bahwa Danantara tengah dalam tahap awal pembicaraan untuk mengakuisisi saham minoritas pada entitas gabungan GOTO dan Grab, raksasa teknologi terkemuka dari Singapura. Jika pembahasan ini berujung pada realisasi investasi, langkah tersebut akan menjadi sinyal kepercayaan yang signifikan dari institusi pemerintah terhadap arah bisnis dan potensi pertumbuhan GOTO, khususnya dalam konteks kolaborasi dengan Grab.
Menanggapi kabar tersebut, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, menilai ini sebagai momentum yang krusial. Menurut Nico, evaluasi prospek GOTO tidak seharusnya hanya didasarkan pada kondisi perusahaan saat ini, melainkan harus melihat potensi jangka panjang yang dimilikinya. “Posisi GOTO bukan dinilai pada saat ini, tetapi di masa mendatang. GOTO terlalu besar untuk gagal sehingga tidak mungkin dibiarkan begitu saja,” tegas Nico, seperti dikutip dari Kontan. Ia juga menambahkan bahwa GOTO telah bertransformasi menjadi bagian integral dari ekosistem sosial masyarakat, menciptakan ketergantungan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, investasi dari Danantara, jika benar terjadi, diyakini baru akan menunjukkan nilainya secara penuh dalam beberapa tahun mendatang.
Tim riset JP Morgan juga turut memberikan pandangannya dalam riset bertanggal 10 Juni 2025. Mereka menyoroti bahwa rumor keterlibatan Danantara membawa dua indikasi penting bagi para investor. Pertama, hal ini menunjukkan adanya sinyal positif dari pemerintah, yang dapat diartikan sebagai bentuk persetujuan tidak langsung terhadap rencana merger GOTO dan Grab. Kedua, partisipasi Danantara dianggap membuka peluang bagi arah kebijakan strategis yang lebih terintegrasi dengan kepentingan nasional, mengingat posisi GOTO yang strategis dalam ekonomi digital Indonesia.
Di tengah sentimen positif ini, JP Morgan tetap mempertahankan rekomendasi “overweight” untuk saham GOTO, dengan menargetkan harga di angka Rp 95 per saham. Sebagai perbandingan, saham GOTO sendiri tercatat ditutup pada level Rp 65 per saham pada perdagangan Selasa (17/6/2025). Dengan potensi masuknya investor institusional sekelas Danantara, saham GOTO dinilai memiliki ruang apresiasi yang luas, terutama jika merger dengan Grab benar-benar terwujud dan mampu menciptakan skala bisnis yang lebih kuat serta dominan di kawasan Asia Tenggara.
Sebagai informasi tambahan yang relevan dengan dinamika pergerakan saham GOTO, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dijadwalkan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu, 18 Juni 2025. Rapat penting ini akan berlangsung di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta Selatan, mulai pukul 09.00 WIB, dengan sejumlah agenda krusial yang akan dibahas.
Mengutip keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), agenda RUPST GOTO mencakup tujuh poin utama, salah satunya adalah laporan atas selesainya pelaksanaan pembelian kembali saham (buyback saham GOTO) untuk periode 12 Juni 2024 hingga 11 Juni 2025. Sementara itu, agenda RUPSLB mencakup 15 poin, termasuk sejumlah perubahan signifikan dalam struktur manajemen perseroan. Beberapa pengurus GOTO dikabarkan akan mengundurkan diri dari jabatannya, seperti Garibaldi Thohir dari posisi komisaris, serta Nila Marita Indreswari, Thomas Kristian Husted, dan Pablo Malay dari jajaran direksi. Perubahan ini tentu akan menjadi perhatian utama para pemegang saham dalam rapat tersebut.
Tinggalkan komentar