JAKARTA, businesscarddiscounts.com — Harga minyak mentah dunia yang melonjak pada awal pekan ini diprediksi menjadi angin segar bagi saham-saham sektor energi. Sentimen positif ini diharapkan dapat memicu kenaikan harga saham perusahaan-perusahaan migas di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Menurut laporan Stockbit, harga minyak Brent untuk kontrak Agustus 2025 mengalami kenaikan signifikan sebesar 2,7%, mencapai US$79,07 per barel pada perdagangan Senin (23/6/2025) pagi.
Analis Investasi Stockbit, Hendriko Gani, menjelaskan bahwa kenaikan harga minyak global ini dipicu oleh pengumuman Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, terkait serangan terhadap tiga fasilitas nuklir Iran.
“Menanggapi serangan AS, parlemen Iran dikabarkan mendukung rencana penutupan Selat Hormuz, jalur pelayaran vital yang menyalurkan sekitar 20% pasokan minyak global setiap harinya,” ungkap Gani dalam laporan terbarunya.
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, dilaporkan tengah mempertimbangkan berbagai opsi untuk merespons serangan AS tersebut. Sementara itu, Presiden Trump memperingatkan bahwa jika Iran melakukan pembalasan, AS akan memberikan respons yang lebih dahsyat dari serangan sebelumnya.
Gani melihat situasi ini sebagai peluang emas bagi saham-saham emiten migas dan perusahaan pendukungnya yang terdaftar di BEI.
Beberapa saham yang dinilai berpotensi meraup sentimen positif dalam jangka pendek antara lain PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC), PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG), PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU), dan PT Elnusa Tbk. (ELSA).
“Kenaikan harga minyak mentah berpotensi memberikan sentimen positif jangka pendek bagi emiten produsen migas dan penunjang migas, seperti MEDC, ENRG, RATU, WINS, ELSA, dan LEAD,” pungkasnya.
Data BEI pada Senin (23/6/2025) hingga pukul 09.50 WIB menunjukkan bahwa beberapa saham telah mengalami lonjakan. Saham APEX melesat 25% ke level Rp170, ELSA naik 2,23% ke posisi Rp505, ENRG menguat 5,03% ke level Rp376, MEDC naik 2,8% ke level Rp1.470, PGAS naik 2,83% ke posisi Rp1.635, RATU menguat 3,41% ke level Rp7.575, dan RAJA naik 4,03% ke posisi Rp2.580 per saham.
Direktur Reliance Sekuritas Indonesia, Reza Priyambada, menambahkan bahwa secara teknikal, candle Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membentuk formasi black spinning top dan berada di bawah garis rata-rata pergerakan MA20.
Lebih lanjut, indikator stochastic juga menunjukkan sinyal dead cross, yang mengindikasikan potensi pelemahan lanjutan dalam jangka pendek.
Reza memproyeksikan bahwa IHSG akan melanjutkan penurunannya pada perdagangan hari ini, dengan saham pilihan mencakup MEDC, ENRG, ELSA, dan PGAS.
Dari sisi eksternal, bursa saham utama AS cenderung ditutup melemah. Ketidakpastian geopolitik terkait konflik Israel dan Iran menjadi faktor utama yang menekan indeks.
“Sentimen negatif datang dari ketidakpastian antara perang Israel dengan Iran, serta ketidakpastian mengenai keterlibatan AS dalam perang tersebut,” jelas Reza.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Tinggalkan komentar