IHSG Anjlok! Timur Tengah Memanas, Pasar Global Waspada

devisella116@gmail.com

0 Comment

Link

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada penutupan perdagangan Senin sore menunjukkan pelemahan signifikan. Indeks acuan ini ditutup anjlok 1,74 persen di tengah kekhawatiran global terhadap eskalasi konflik di kawasan Timur Tengah, yang terus dicermati oleh pelaku pasar.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat melemah 120,00 poin, mencapai posisi 6.787,14. Sejalan dengan itu, indeks 45 saham unggulan atau indeks LQ45 juga terkoreksi 1,45 persen, kehilangan 11,10 poin dan berakhir di level 753,83.

Pelemahan pasar saham ini, menurut Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, didorong oleh kekhawatiran mendalam akan dampak ketegangan geopolitik di Timur Tengah terhadap ekonomi domestik. Selain itu, potensi kenaikan harga minyak mentah yang berimbas pada daya beli masyarakat yang sudah melemah, serta ancaman perang tarif, turut memperburuk sentimen investasi.

Sentimen negatif sempat sedikit mereda seiring sinyal dukungan dari China dan Rusia untuk mendorong gencatan senjata di forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mengurangi kekhawatiran akan perluasan konflik. Namun demikian, bayang-bayang ketidakpastian masih menyelimuti pasar. Pelaku pasar tetap waspada terhadap potensi penutupan Selat Hormuz oleh Iran, sebuah langkah yang diyakini dapat memicu lonjakan drastis pada harga minyak mentah dan gas global, memberikan tekanan lebih lanjut pada ekonomi.

Dari arena ekonomi global, rilis data Indeks Manajer Pembelian (PMI) dari beberapa negara menunjukkan tren yang bervariasi pada Juni 2025. Di Jepang, Jibun Bank Manufacturing PMI Flash naik menjadi 50,4 (dari 49,4 pada Mei), dan Jibun Bank Services PMI Flash membaik ke 51,5 (dari 51). Sementara itu, di Jerman, HCOB Manufacturing PMI Flash mencapai 49 (dari 48,3), dan di Inggris, S&P Global Manufacturing PMI Flash naik ke 47,7 (dari 46,4), diikuti oleh S&P Global Services PMI Flash yang menguat ke 51,3 (dari 50,9).

Perjalanan IHSG sepanjang hari Senin ditandai dengan tren negatif yang konsisten. Dibuka melemah pada awal sesi, indeks saham ini terus bertahan di teritori merah hingga penutupan sesi pertama. Kondisi serupa berlanjut pada sesi kedua, di mana IHSG tak beranjak dari zona pelemahan hingga perdagangan saham berakhir.

Koreksi IHSG tercermin dari kinerja seluruh sebelas sektor dalam Indeks Sektoral IDX-IC yang kompak melemah. Penurunan terdalam dialami oleh sektor barang konsumen non-primer, anjlok 3,36 persen. Disusul oleh sektor properti yang terkoreksi 2,97 persen, dan sektor teknologi yang merosot 2,55 persen.

Di antara saham-saham yang mengalami penguatan signifikan, tercatat SICO, PNSE, PTMR, RUIS, dan APEX. Sebaliknya, saham-saham yang mencatatkan pelemahan terbesar adalah IOTF, PTBA, SSTM, CINT, dan AGAR.

Total frekuensi perdagangan saham pada hari tersebut mencapai 1.363.337 kali transaksi. Sebanyak 25,39 miliar lembar saham diperdagangkan dengan nilai total mencapai Rp12,79 triliun. Dari keseluruhan saham yang diperdagangkan, 128 saham menguat, 535 saham melemah, dan 140 saham stagnan nilainya.

Sementara itu, pergerakan bursa saham regional Asia pada sore hari ini menunjukkan gambaran yang beragam. Indeks Nikkei menguat tipis 0,01 persen ke 38.401,50. Indeks Hang Seng di Hong Kong dan Shanghai di China juga berakhir di zona hijau, masing-masing naik 0,67 persen ke 23.689,48 dan 0,65 persen ke 3.381,78. Berbeda dengan itu, indeks Strait Times di Singapura melemah 0,1 persen, ditutup pada level 3.930,64.

Tags:

Share:

Related Post

Tinggalkan komentar