IHSG Terkoreksi! Geopolitik Jadi Sorotan, Investor Waspada?

devisella116@gmail.com

0 Comment

Link

businesscarddiscounts.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) mengakhiri perdagangan Senin sore di zona merah, tertekan oleh kekhawatiran pelaku pasar terhadap eskalasi ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah.

Pada penutupan perdagangan, IHSG tercatat merosot 48,48 poin atau 0,68 persen, bertengger di level 7.117,59. Senada, indeks 45 saham unggulan atau indeks LQ45 juga mengalami koreksi, terkikis 6,82 poin atau 0,85 persen ke posisi 794,99.

“Pergerakan pasar saham pada hari ini sangat dipengaruhi oleh rilis data ekonomi penting dari China, dan juga memantau meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah,” ujar Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas di Jakarta, Senin.

Kekhawatiran investor semakin mendalam menyusul konflik yang meningkat antara Israel dan Iran. Kedua negara tersebut dilaporkan saling melancarkan serangan selama tiga hari berturut-turut hingga Minggu (15/06), dengan ancaman balasan lanjutan dari kedua belah pihak.

Eskalasi serangan selama akhir pekan secara spesifik menargetkan infrastruktur energi. Kondisi ini secara langsung mendorong kenaikan harga minyak global dan memperkeruh ketidakpastian di pasar keuangan internasional. Situasi diperparah dengan ancaman Iran untuk menutup Selat Hormuz, sebuah jalur maritim krusial yang vital bagi distribusi minyak global.

Di tengah dinamika geopolitik, perhatian juga tertuju pada rilis data ekonomi China yang menunjukkan gambaran beragam. Penjualan ritel pada Mei 2025 dilaporkan tumbuh melampaui proyeksi, mencatatkan laju tercepat dalam 15 bulan dan mengindikasikan potensi peningkatan permintaan konsumen. Namun, data produksi industri justru mengecewakan, tumbuh pada tingkat paling lambat dalam enam bulan terakhir dan gagal memenuhi ekspektasi pasar.

Dari kancah domestik, terdapat kabar positif yang sedikit meredam sentimen negatif. Bank Indonesia (BI) melaporkan adanya aliran dana masuk atau capital inflow sebesar Rp5,20 triliun sepanjang pekan kedua Juni 2025. Angka ini sedikit meningkat dibandingkan pekan pertama Juni 2025 yang tercatat Rp5,19 triliun. Kehadiran capital inflow ini sangat penting karena meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi di pasar keuangan domestik, yang pada gilirannya berfungsi sebagai katalis positif bagi kinerja indeks dan stabilitas pasar keuangan di Indonesia.

Sepanjang hari, pergerakan IHSG menampilkan pola yang fluktuatif. Setelah sempat dibuka menguat di awal perdagangan, indeks segera berbalik arah dan bergerak ke teritori negatif hingga penutupan sesi pertama. Pada sesi kedua, IHSG tetap betah di zona merah hingga akhir perdagangan.

Berdasarkan data Indeks Sektoral IDX-IC, hanya empat sektor yang berhasil menguat. Sektor energi memimpin penguatan dengan kenaikan 0,88 persen, diikuti oleh sektor infrastruktur yang naik 0,68 persen, dan sektor kesehatan yang tipis naik 0,07 persen. Sebaliknya, tujuh sektor lainnya justru mengalami koreksi. Penurunan paling dalam dialami sektor barang konsumen non-primer yang terkoreksi 1,38 persen, disusul oleh sektor barang baku yang turun 1,17 persen, dan sektor transportasi & logistik yang melemah 0,81 persen.

Di antara saham-saham yang mencatatkan penguatan terbesar antara lain MBSS, PDES, STRK, ENRG, dan BRRC. Sementara itu, saham-saham yang mengalami pelemahan signifikan di antaranya JECC, ASBI, JAWA, KOPI, dan KRYA.

Secara keseluruhan, aktivitas perdagangan saham tercatat cukup ramai dengan frekuensi mencapai 1.494.687 kali transaksi. Sebanyak 24,62 miliar lembar saham berpindah tangan dengan total nilai transaksi mencapai Rp14,97 triliun. Dari keseluruhan saham yang diperdagangkan, 232 saham menguat, 388 saham melemah, sementara 186 saham tidak mengalami perubahan nilai.

Tags:

Share:

Related Post

Tinggalkan komentar