Jepang Borong Biomassa Indonesia! 640 Ribu Ton Energi Hijau Meluncur

devisella116@gmail.com

0 Comment

Link

businesscarddiscounts.com – , Jakarta – Produk biomassa unggulan Indonesia, termasuk cangkang inti sawit atau palm kernel shell dan pelet kayu, mencetak kesuksesan signifikan dalam forum bisnis Kementerian Perdagangan di Osaka, Jepang. Acara yang digelar pada Rabu, 11 Juni 2025 ini berhasil membuahkan komitmen impor senilai Rp 1,04 triliun dari perusahaan-perusahaan Jepang, melibatkan total 640 ribu ton kedua komoditas energi terbarukan tersebut.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Fajarini Puntodewi, menjelaskan bahwa tingginya permintaan Jepang akan produk biomassa didorong oleh kebutuhan energi mereka. Jepang sendiri telah menetapkan target ambisius untuk menjadikan seluruh penjualan kendaraan penumpang baru sebagai kendaraan listrik pada tahun 2035. Langkah ini merupakan bagian integral dari upaya mereka mencapai tujuan net zero emission pada tahun 2050.

“Dengan demikian, industri mobil di Jepang harus beralih ke energi terbarukan guna mendukung transisi menuju kendaraan listrik dan mengurangi emisi gas rumah kaca,” ujar Puntodewi dalam keterangannya di Jakarta, Ahad, 15 Juni 2025, seperti dilansir Antara.

Puntodewi melanjutkan, Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan energi terbarukan dari produk turunan sawit. Selain cangkang inti sawit, ada pula tandan buah kosong atau empty fruit bunch, serta batang kelapa sawit atau oil palm trunk. Produk-produk ini dikenal memiliki emisi gas yang sangat rendah. Bahkan, Puntodewi menyoroti bahwa setiap ton cangkang inti sawit yang digunakan sebagai bahan bakar di pabrik mampu berkontribusi menurunkan emisi karbon dioksida hingga 0,94 ton.

Menurut Puntodewi, pasar domestik untuk produk biomassa saat ini masih relatif kecil, menjadikan ekspor sebagai pilihan yang jauh lebih menguntungkan bagi Indonesia. Sebagai contoh, produksi cangkang inti sawit saat ini mencapai sekitar 14 juta ton, dengan volume ekspor yang mencapai 35 persen dari total ketersediaan komoditas tersebut di dalam negeri.

Khusus untuk Jepang, ekspor cangkang inti sawit Indonesia saat ini telah mencapai 4,5 juta ton per tahun. Kementerian Perdagangan memperkirakan bahwa kebutuhan pasar biomassa Jepang akan melonjak signifikan, diproyeksikan mencapai 7 juta ton per tahun pada periode 2025-2026. Dalam proyeksi ini, cangkang inti sawit dan pelet kayu dipandang sebagai andalan utama untuk memenuhi kebutuhan energi Jepang.

Lebih lanjut mengenai cangkang inti sawit, Puntodewi menekankan bahwa kegunaannya tidak terbatas hanya sebagai bahan bakar kendaraan. Komoditas serbaguna ini juga sangat cocok sebagai bahan bakar penghasil listrik tenaga termal untuk industri, mengingat emisinya yang lebih rendah. Selain itu, cangkang inti sawit juga dimanfaatkan sebagai arang aktif berkinerja tinggi yang efektif dalam memulihkan pelarut, membersihkan udara, hingga memurnikan air.

Menyikapi peluang ini, Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Energi Biomassa Indonesia (Aprebi), Dikki Akhmar, sangat mendukung upaya pemerintah Indonesia untuk memastikan penerimaan sertifikasi Sustainable Palm Oil (ISPO) untuk produk cangkang inti sawit oleh pemerintah Jepang. Selain itu, ia juga mendorong sosialisasi yang lebih masif terhadap Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK). SVLK sendiri berperan krusial sebagai sertifikasi untuk produk biomassa berbasis hutan seperti wood pellet dan wood chip yang akan diekspor.

“Tumbuhnya kesadaran akan aspek keberlanjutan dan makin berkembangnya konsep ekonomi hijau, menjadikan banyak negara berkompetisi menghadirkan produk-produk ramah lingkungan,” ujar Dikki. Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa saat ini adalah kesempatan emas bagi Indonesia untuk terus berinovasi dan mengembangkan produk energi terbarukan yang tidak hanya berkualitas tinggi, tetapi juga terstandar secara internasional.

Pilihan Editor: Skema Penyelamatan BUMN Karya lewat Danantara

Tags:

Share:

Related Post

Tinggalkan komentar