Mei 2025 Suram? Penjualan Ritel Diprediksi Kontraksi Menurut BI

devisella116@gmail.com

0 Comment

Link

Bank Indonesia (BI) baru-baru ini merilis hasil survei penjualan ritel untuk periode Mei 2025, yang mengindikasikan adanya pergerakan yang beragam dalam aktivitas konsumsi masyarakat. Meskipun diperkirakan terjadi kontraksi secara bulanan (month-to-month/mtm), sektor ritel menunjukkan peningkatan kinerja signifikan jika dilihat secara tahunan (year-on-year/yoy).

Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa penjualan eceran pada Mei 2025 diperkirakan mencatat kontraksi sebesar 0,6 persen (mtm). Angka Indeks Penjualan Ritel (IPR) tercatat menurun dari 235,5 pada April 2025 menjadi 234,0 pada Mei 2025. “Secara bulanan, penjualan eceran pada Mei 2025 diperkirakan mencatat kontraksi sebesar 0,6 persen (mtm),” ujar Denny dalam keterangan tertulis pada Jumat, 13 Juni 2025.

Namun, berbeda dengan tren bulanan, kinerja penjualan ritel secara tahunan (yoy) justru diperkirakan mengalami peningkatan yang positif pada periode Mei 2025. IPR Mei 2025 diperkirakan tumbuh sebesar 2,6 persen (yoy), menunjukkan perbaikan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini utamanya didorong oleh pertumbuhan penjualan pada kelompok barang budaya dan rekreasi, makanan, minuman, tembakau, serta subkelompok sandang.

Sebelumnya, pada bulan April 2025, nilai IPR tercatat terealisasi sebesar 235,5. Angka ini relatif stabil jika dibandingkan dengan IPR periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar 236,3. Stabilitas ini didukung oleh pertumbuhan yang konsisten pada kelompok suku cadang dan aksesori, bahan bakar kendaraan bermotor, serta barang budaya dan rekreasi.

Meskipun demikian, secara bulanan, penjualan eceran pada April 2025 sempat terkontraksi lebih dalam, yaitu sebesar 5,1 persen (mtm). Kontraksi ini merupakan dampak normalisasi permintaan masyarakat setelah periode puncak Ramadan dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri, di mana terjadi penurunan pada mayoritas kelompok barang seiring kembali normalnya pola konsumsi.

Lebih lanjut, Denny Prakoso juga menyampaikan kabar baik terkait prospek harga ke depan. Tekanan inflasi untuk tiga dan enam bulan yang akan datang, yakni pada Juli dan Oktober 2025, diperkirakan akan menunjukkan penurunan. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) untuk Juli 2025 yang tercatat sebesar 141,9 dan untuk Oktober 2025 sebesar 144,5. Angka-angka ini lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang masing-masing tercatat sebesar 146,4 dan 153,1, mengindikasikan adanya potensi meredanya tekanan harga di masa mendatang.

Tags:

Share:

Related Post

Tinggalkan komentar