Meta AI Ubah Facebook: Pemrosesan Cloud Kini Lebih Cepat!

devisella116@gmail.com

0 Comment

Link

Facebook kini selangkah lebih jauh dalam integrasi kecerdasan buatan (AI) dengan meminta izin pengguna untuk mengakses langsung rol kamera ponsel mereka. Tujuannya adalah memberikan saran otomatis berupa versi foto yang telah diedit dengan AI, bahkan untuk gambar yang belum pernah diunggah ke platform sekalipun. Kebijakan ini memicu perdebatan serius seputar privasi data.

Menurut laporan dari Techcrunch pada Jumat, 27 Juni 2025, fitur kontroversial ini mulai terdeteksi saat pengguna mencoba membuat cerita baru di aplikasi Facebook. Sebuah notifikasi akan muncul, menawarkan opsi “pemrosesan cloud” yang diklaim akan memungkinkan sistem memberikan ide kreatif secara otomatis.

Melalui pop-up tersebut, Facebook menjelaskan bahwa dengan menyetujui opsi “Izinkan”, pengguna secara efektif memberikan akses untuk menghasilkan beragam ide kreatif dari rol kamera mereka. Ini mencakup kolase, ringkasan otomatis, penataan ulang dengan bantuan AI, atau penerapan tema foto tertentu. Untuk menjalankan fungsi ini, Facebook akan mengunggah konten rol kamera ke server cloud mereka secara berkala, memanfaatkan metadata seperti waktu pengambilan, lokasi, dan tema gambar.

Pesan tersebut juga berusaha meyakinkan pengguna dengan menekankan bahwa saran yang dihasilkan hanya dapat dilihat oleh pengguna itu sendiri, dan media tersebut tidak akan dimanfaatkan untuk tujuan iklan. Namun, ada implikasi lebih lanjut yang perlu dicermati.

Di balik janji kreativitas, terdapat poin krusial: menyetujui opsi ini berarti pengguna juga menyetujui Persyaratan Layanan AI milik Meta. Ini memberikan izin eksplisit bagi AI Meta untuk menganalisis konten, termasuk ciri wajah dalam foto, serta memanfaatkan informasi seperti tanggal pengambilan dan keberadaan orang atau objek di dalam gambar guna menghasilkan saran kreatif.

Fitur ini secara gamblang menyoroti betapa rentannya pengguna tergelincir dalam pembagian data pribadi kepada penyedia teknologi AI. Seperti raksasa teknologi lainnya, Meta sedang dalam perlombaan sengit untuk mendominasi ranah AI. Akses terhadap foto pribadi yang belum dipublikasikan—sebuah gudang data mentah yang sangat berharga—memberi mereka keunggulan kompetitif yang signifikan. Ironisnya, bagi banyak pengguna, persetujuan terhadap fitur semacam ini kerap dilakukan tanpa pemahaman penuh akan konsekuensi jangka panjangnya.

Berdasarkan Ketentuan AI Meta yang terkait dengan pemrosesan gambar, pengguna yang membagikan foto secara implisit menyetujui Meta untuk menganalisis gambar tersebut, termasuk fitur wajah, menggunakan kecerdasan buatan. Proses ini dirancang untuk memungkinkan Meta menyediakan fitur-fitur inovatif, seperti meringkas isi gambar, melakukan pengeditan, atau bahkan menghasilkan gambar baru berdasarkan foto asli.

Ketentuan yang sama juga memberikan Meta hak untuk menyimpan dan memanfaatkan informasi pribadi yang dibagikan pengguna demi menyesuaikan hasil keluaran AI. Meta mengklaim bahwa interaksi pengguna dengan sistem AI mereka, termasuk percakapan, dapat ditinjau oleh manusia. Namun, kekhawatiran muncul karena Meta tidak menjelaskan secara spesifik batasan definisi “informasi pribadi”, hanya menyebutnya mencakup “permintaan, umpan balik, atau konten lain” yang dikirimkan oleh pengguna.

Pertanyaan besar yang masih menggantung adalah apakah foto yang diunggah dalam proses “pemrosesan cloud” ini juga termasuk dalam kategori informasi pribadi yang secara eksplisit dapat dianalisis dan disimpan. Sejauh ini, respons publik terhadap fitur ini belum menunjukkan reaksi keras yang masif. Namun, beberapa pengguna mulai menyadari keberadaannya secara tidak sengaja saat membuat Story di Facebook, misalnya ketika AI Meta secara otomatis mengubah foto lama menjadi versi bergaya anime yang mengejutkan.

Di tengah kekhawatiran, sebagian pengguna di komunitas anti-AI di Facebook telah aktif mencari cara untuk menonaktifkan fitur ini. Pengaturan terkait ternyata dapat ditemukan di bagian Preferensi dalam aplikasi, tepatnya di menu “Saran berbagi rol kamera”. Di sana, tersedia dua opsi berbeda: opsi pertama mengizinkan Facebook menyarankan foto saat menjelajahi aplikasi, sedangkan opsi kedua—yang merupakan fitur “cloud processing”—secara spesifik memungkinkan Facebook untuk menghasilkan gambar berbasis AI dari foto-foto yang tersimpan di rol kamera pengguna.

Sebenarnya, kemampuan Meta untuk mengakses dan menggunakan foto dari rol kamera bukanlah fenomena yang sepenuhnya baru. Beberapa pengguna telah melaporkan keberadaan fitur serupa sejak awal tahun, bahkan disertai tangkapan layar pop-up yang muncul saat membuat Story. Meta sendiri juga telah menyediakan panduan resmi bagi pengguna Android dan iOS untuk mengelola fitur-fitur ini.

Ketentuan AI Meta sendiri telah diberlakukan secara resmi sejak 23 Juni 2024. Ironisnya, sangat sulit untuk melacak perubahan versi sebelumnya karena tidak adanya catatan publik resmi, dan bahkan arsip dari Internet Archive pun terbukti tidak lengkap, menimbulkan pertanyaan tentang transparansi perubahan kebijakan.

Yang jelas, dengan peluncuran fitur ini, Meta telah mengambil langkah signifikan yang melampaui batas pelatihan AI hanya berdasarkan konten yang dibagikan secara publik. Kini, data yang sangat pribadi, seperti isi rol kamera, turut menjadi target. Hal ini memicu keprihatinan serius akan privasi digital. Menariknya, pengguna di Uni Eropa diberikan tenggat waktu hingga 27 Mei 2025 untuk secara eksplisit menyatakan penolakan terhadap kebijakan baru ini, sebuah hak yang mungkin tidak dimiliki pengguna di wilayah lain.

Pilihan editor: Login Facebook Kini Bisa Tanpa Menggunakan Kata Sandi

Tags:

Share:

Related Post

Tinggalkan komentar