Rupiah Terancam! BI Siap Jaga Rupiah Imbas Konflik AS-Iran

devisella116@gmail.com

0 Comment

Link

Bank Indonesia (BI) menunjukkan kesiapsiagaan penuh dalam mengantisipasi potensi gejolak pada nilai tukar rupiah. Kesiapan ini menjadi krusial di tengah memanasnya konflik geopolitik global, khususnya setelah potensi serangan militer Amerika Serikat terhadap Iran yang diperkirakan dapat memicu lonjakan ketidakpastian di pasar keuangan dunia. Situasi ini pada gilirannya berisiko memengaruhi arus modal dan stabilitas mata uang di berbagai negara berkembang, termasuk Indonesia.

Menanggapi dinamika tersebut, Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI, Triwahyono, menegaskan bahwa eskalasi konflik di Timur Tengah secara signifikan meningkatkan kekhawatiran terhadap prospek pasar keuangan global. Ia menjelaskan, dalam kondisi ketidakpastian yang tinggi, investor secara alami akan mengalihkan investasi mereka ke aset-aset aman atau safe haven assets. Preferensi ini biasanya tertuju pada instrumen seperti dolar AS, obligasi negara-negara maju, serta emas, yang dianggap lebih stabil di tengah gejolak. Triwahyono secara spesifik menyoroti bahwa potensi serangan AS ke Iran tentu saja memperparah eskalasi konflik, menimbulkan kekhawatiran serius akan dampak luasnya pada pergerakan pasar keuangan dunia.

Lebih lanjut, Triwahyono memaparkan bahwa di tengah tingginya ketidakpastian global, risiko perpindahan arus modal dari pasar negara berkembang menuju aset-aset negara maju utama dunia menjadi semakin nyata. Fenomena ini, menurutnya, berpotensi menciptakan tekanan tambahan yang signifikan terhadap nilai tukar rupiah. Beliau memperjelas, “Di tengah meningkatnya kondisi ketidakpastian tersebut, salah satu risiko yang mungkin terjadi adalah beralihnya arus modal ke safe haven assets seperti assets (obligasi & mata uang) negara maju utama dunia, emas dan lainnya. Hal tersebut dapat meningkatkan tekanan terhadap mata uang emerging countries termasuk rupiah.”

Menyikapi ancaman ini, Triwahyono menegaskan komitmen Bank Indonesia untuk terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. BI tidak akan tinggal diam, melainkan akan selalu berada aktif di pasar keuangan. Strategi stabilisasi yang ditempuh melibatkan penggunaan beragam instrumen intervensi, baik di pasar domestik maupun internasional, demi memastikan pergerakan rupiah tetap terkendali.

Dalam upaya mengantisipasi dan merespons segala kondisi pasar, Bank Indonesia akan senantiasa hadir dan berintervensi. Ini dilakukan melalui instrumen intervensi NDF di pasar offshore yang mencakup wilayah Asia, Eropa, dan Amerika. Selain itu, BI juga akan melaksanakan triple intervention di pasar domestik, mencakup pasar spot, Pasar Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), serta melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder. Langkah-langkah ini menunjukkan kesiapan BI untuk menghadapi berbagai skenario dan menjaga ketahanan rupiah di tengah turbulensi global.

Tags:

Share:

Related Post

Tinggalkan komentar