Saham Pilihan Asing Saat IHSG Anjlok: Untung atau Buntung?

devisella116@gmail.com

0 Comment

Link

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan tren pelemahan yang berlanjut pada akhir pekan, mencatat koreksi sebesar 0,88% dan ditutup di level 6.907,13 pada perdagangan Jumat, 20 Juni 2025. Penurunan ini menandai pelemahan IHSG selama tiga hari perdagangan berturut-turut, sebuah sinyal tekanan pasar yang patut dicermati.

Secara kumulatif, kinerja IHSG sepanjang pekan ini tergerus cukup dalam, mencapai koreksi 3,61%. Angka ini merefleksikan sentimen negatif yang cukup kuat di pasar saham domestik selama periode tersebut.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diakses melalui RTI, aktivitas perdagangan pada hari itu melibatkan total volume saham mencapai 35,49 miliar dengan nilai transaksi sebesar Rp 22,69 triliun. Dari ratusan saham yang diperdagangkan, 386 di antaranya ditutup melemah, sementara 231 saham berhasil menguat, dan 190 saham terpantau stagnan tanpa perubahan signifikan.

Di tengah tekanan jual yang melanda pasar, investor asing tercatat kembali melakukan aksi jual bersih (net sell) dalam jumlah besar, mencapai nilai Rp 2,73 triliun di seluruh pasar. Fenomena ini menunjukkan adanya perpindahan modal yang signifikan dari portofolio investor global.

Namun, menariknya, di balik tekanan jual asing secara keseluruhan terhadap IHSG, investor global justru terlihat banyak menadah saham-saham pilihan sepanjang pekan. Ini mengindikasikan adanya strategi akumulasi pada emiten-emiten tertentu yang dianggap memiliki fundamental kuat atau prospek menarik di masa mendatang, meskipun pasar sedang dilanda sentimen negatif.

Berikut adalah 10 saham dengan nilai net buy terbesar oleh investor asing selama sepekan terakhir:

  1. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Rp 477,15 miliar
  2. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) Rp 230,34 miliar
  3. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp 219,63 miliar
  4. PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) Rp 130,53 miliar
  5. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 115,42 miliar
  6. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) Rp 109,63 miliar
  7. PT Astra International Tbk (ASII) Rp 94,85 miliar
  8. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) Rp 94,31 miliar
  9. PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) Rp 92,42 miliar
  10. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) Rp 89,99 miliar

Tags:

Share:

Related Post

Tinggalkan komentar