businesscarddiscounts.com JAKARTA. PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), emiten produsen emas, optimistis dapat terus meningkatkan kinerja di tengah tren kenaikan harga emas global. Salah satu strategi kunci ARCI adalah ekspansi eksplorasi untuk menemukan cadangan emas baru berkualitas tinggi.
Pada tahun 2024, ARCI telah melakukan pengeboran intensif dengan total 427 titik bor dan 75.807 meter pengeboran. Kegiatan eksplorasi ini difokuskan pada peningkatan cadangan emas di wilayah konsesi, terutama Koridor Timur dan Barat. Hasilnya pun menggembirakan.
Pada kuartal III-2024, ARCI menemukan bijih emas dengan kadar tinggi, mencapai 60 gram/ton dan ketebalan 36 meter, berada pada kedalaman 178 hingga 241 meter di bagian utara Koridor Timur. Penemuan ini signifikan, bahkan melebihi beberapa penemuan emas di tambang lain. Sebagai perbandingan, laporan Miner Deck Oktober 2024 menempatkan Spartan Resources (Australia) di posisi teratas dengan penemuan bijih emas 39,2 g/t, namun dengan kedalaman lebih dalam (sekitar 607 meter) dan ketebalan yang lebih tipis (27 meter).
Direktur Utama Archi Indonesia, Rudy Suhendra, menjelaskan, “Grade emas kami hampir dua kali lipat lebih besar, lebih tebal, dan kedalamannya lebih dangkal. Potensi kami untuk mengembangkan cadangan emas sangat terbuka lebar.” Namun, ia menekankan bahwa ini baru permulaan. Eksplorasi masih berlanjut, sehingga potensi cadangan dan usia tambang masih terus berkembang. Ia menambahkan, “Cadangan (emas) kami masih berkembang dan usia pertambangan kami juga terus berkembang.”
Peluang penemuan cadangan emas semakin besar dengan dimulainya fase pertama penambangan bawah tanah di Pit Kopra. ARCI telah mengalokasikan belanja modal (capex) sekitar US$ 80 juta pada tahun 2025, sebagian besar untuk eksplorasi dan pengembangan tambang bawah tanah di Pit Kopra serta pengembangan bisnis panas bumi melalui PT Toka Tindung Geothermal (TTG).
Dari sisi kinerja, ARCI menargetkan pertumbuhan produksi emas sebesar 25% pada tahun 2025. Optimisme ini didorong oleh produksi emas pada kuartal I-2025 yang mencapai 21.000 ons troi, dengan proyeksi peningkatan hingga 50% pada kuartal II-2025. Salah satu faktor kunci adalah beroperasinya kembali Pit Araren setelah terdampak longsor pada tahun 2022, yang dikenal memiliki kadar emas tinggi. Tambang bawah tanah di Pit Kopra juga berkontribusi signifikan. ARCI juga berencana melakukan peremajaan alat berat secara bertahap untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
Rekomendasi Saham
Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI), Muhammad Wafi, melihat penemuan potensi cadangan emas sebagai katalis positif jangka panjang bagi ARCI, terutama dengan kadar bijih emas di atas 10 g/t. Ia menyarankan ARCI untuk melanjutkan eksplorasi untuk menemukan lebih banyak sumber daya dan cadangan. “Penemuan ini bisa menambah cadangan dan usia tambang, dan kalau sudah berproduksi bisa meningkatkan profitabilitas perusahaan,” ujarnya. Ia juga mengapresiasi agresivitas ARCI dalam ekspansi dengan capex US$ 80 juta pada 2025, namun mengingatkan pentingnya menjaga arus kas jangka pendek di tengah fluktuasi harga komoditas. Wafi menilai valuasi saham ARCI saat ini overbought dan berpotensi turun ke level Rp 500 per saham.
Sementara itu, analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, merekomendasikan trading buy saham ARCI dengan support Rp 555 per saham, resistance Rp 615 per saham, dan target harga Rp 635-660 per saham. Pada Jumat (20/6), harga saham ARCI mencapai Rp 655 per saham, naik 9,20% dibandingkan hari sebelumnya.
ARCI Chart by TradingView
Tinggalkan komentar