Ujian Gaokao: Chatbot AI China Tumbang Massal!

devisella116@gmail.com

0 Comment

Link

Sejumlah platform kecerdasan buatan (AI) terkemuka di China mengambil langkah proaktif dengan menonaktifkan fitur pengenalan gambar (image recognition) pada chatbot mereka selama berlangsungnya ujian masuk perguruan tinggi nasional, atau yang lebih dikenal dengan sebutan gaokao. Langkah antisipatif ini bertujuan untuk mencegah potensi kecurangan yang mungkin terjadi dengan memanfaatkan teknologi AI selama ujian berlangsung.

Menurut laporan dari Bloomberg, chatbot AI populer seperti Qwen Chat milik Alibaba dan Doubao besutan ByteDance, kini tidak lagi memberikan respons terhadap gambar soal ujian yang diunggah oleh pengguna. Hal ini menunjukkan keseriusan platform-platform tersebut dalam mendukung integritas gaokao.

Tindakan yang lebih tegas bahkan diambil oleh chatbot Yuanbao dari Tencent dan Kimi dari Moonshot AI. Kedua platform ini memilih untuk menonaktifkan layanan pengenalan gambar mereka sepenuhnya selama jam-jam krusial pelaksanaan ujian, yaitu dari tanggal 7 hingga 10 Juni.

Ketika pengguna mencoba untuk mengakses fitur image recognition selama periode tersebut, chatbot secara otomatis memberikan jawaban seragam yang menyatakan bahwa layanan dinonaktifkan “untuk menjaga keadilan dalam ujian masuk perguruan tinggi”. Respons ini mengindikasikan adanya koordinasi dan kesadaran kolektif di antara perusahaan-perusahaan AI untuk memastikan kesetaraan bagi seluruh peserta ujian.

DeepSeek, sebuah chatbot yang sempat viral di awal tahun ini, juga turut berpartisipasi dalam upaya pencegahan kecurangan ini. Platform tersebut memblokir akses ke fitur pengenalan gambarnya pada jam-jam tertentu dengan alasan serupa, menunjukkan komitmennya terhadap integritas gaokao.

Meskipun peserta ujian sebenarnya sudah dilarang membawa perangkat elektronik seperti ponsel atau laptop ke dalam ruang ujian, penonaktifan fitur chatbot AI ini menjadi lapisan pengamanan tambahan. Langkah ini diambil untuk meminimalisir celah kecurangan yang mungkin timbul melalui pemanfaatan teknologi canggih.

Meskipun tidak ada pengumuman resmi yang dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan AI terkait pembatasan fitur ini, informasi mengenai hal tersebut telah ramai diperbincangkan di media sosial China, khususnya di platform Weibo, dan menjadi perhatian utama di kalangan pelajar.

Pelaksanaan gaokao tahun ini diikuti oleh lebih dari 13,3 juta siswa dari seluruh penjuru China. Ujian ini dikenal memiliki tingkat persaingan yang sangat ketat, karena menjadi satu-satunya jalur utama untuk memasuki universitas, tanpa adanya sistem seleksi alternatif seperti esai pribadi atau rekam jejak akademik seperti yang umum diterapkan di Amerika Serikat. Tingginya tekanan pada gaokao inilah yang membuat pencegahan kecurangan menjadi prioritas utama.

Kementerian Pendidikan China sebelumnya juga telah mengeluarkan peraturan baru yang mendorong pengenalan AI sejak dini di sekolah-sekolah. Namun, peraturan tersebut secara tegas melarang penggunaan konten yang dihasilkan oleh AI sebagai jawaban dalam tugas maupun ujian, demikian dilaporkan oleh KompasTekno yang mengutip The Verge, Jumat (13/6/2025). Peraturan ini menunjukkan sikap pemerintah China yang hati-hati terhadap integrasi AI dalam pendidikan, dengan tetap mengutamakan kejujuran dan integritas akademik.

Share:

Related Post

Tinggalkan komentar