Autopsi Juliana Marins: Luka Mematikan, Pendarahan Dada & Perut

devisella116@gmail.com

0 Comment

Link

Misteri kematian Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang ditemukan meninggal di Gunung Rinjani pada Minggu (21/6), akhirnya terungkap. Tim dokter forensik RSUD Bali Mandara telah menyelesaikan autopsi dan menemukan penyebab pasti kematian wanita tersebut.

Ide Bagus Alit, dokter spesialis forensik RSUD Bali Mandara, menjelaskan bahwa Juliana meninggal akibat pendarahan hebat di organ dalam. Pendarahan ini disebabkan oleh trauma benda tumpul yang mengakibatkan kerusakan signifikan pada tubuhnya.

“Hasil otopsi menunjukkan penyebab kematian adalah kekerasan tumpul yang menyebabkan kerusakan organ vital,” ungkap dr. Alit di Denpasar, Bali, Jumat (27/6), seperti dikutip dari Antara. Selain pendarahan, ditemukan pula sejumlah luka lecet dan patah tulang di beberapa bagian tubuh korban, terutama di punggung, dada, dan paha.

Luka paling parah terkonsentrasi di area punggung, sementara pendarahan terparah terjadi di rongga dada dan perut. Dokter Alit menjelaskan, “Patah tulang ini mengakibatkan kerusakan organ dalam dan pendarahan masif.” Berdasarkan tingkat keparahan cedera, diperkirakan Juliana hanya mampu bertahan hidup sekitar 20 menit setelah kecelakaan yang menyebabkannya jatuh ke jurang.

Kesimpulan tim forensik menunjukkan kematian Juliana disebabkan oleh kombinasi fatal dari pendarahan luas, patah tulang multiple, dan cedera organ dalam di area dada dan perut. Semua bukti mengarah pada kesimpulan ini sebagai penyebab utama kematian.

Terkait spekulasi mengenai hipotermia sebagai penyebab kematian, dr. Alit menyatakan ketidakpastian. Kondisi jenazah yang telah berada di lemari pendingin sebelum autopsi menyulitkan penetapan penyebab kematian terkait hipotermia.

Tags:

Share:

Related Post

Tinggalkan komentar